SELAMAT DATANG DI DUNIA PUTRI, JANGAN SERIUS-SERIUS YAAAA BACANYA, SERIUSIN PACAR KAMU AJAA~

Kamis, 28 Agustus 2014

Kesetiaan Yang Dikhianati

Aku tidak pernah meminta untuk dicintai oleh siapapun.
Lebih baik aku hanya dikenal daripada dicintai hanya untuk dikhianati.
Begitu hancur perasaan ku kini.
Bagaimana bisa kesetiaan dan kejujuran yang selalu aku tanam harus ku tuai dengan pengkhianatan?
Aku bukan wanita yang suka mengemis untuk dikasihani.
Aku hanya butuh untuk dimengerti.
Jika sudah ku korbankan seluruh jiwa dan raga kenapa aku harus terluka dan kecewa?

Semakin sering hati ini tergores, semakin tipis rasa yang ada.
Mungkin dulu, hatiku begitu sakit saat tau kau khianati.
Tapi tidak begitu untuk sekarang ini.
Aku mulai terbiasa atau mungkin membiasakan diri dengan apa yang terjadi.
Sayang semua sudah terlanjur.
Tidak dapat aku akhiri lagi.

Bagaimana bisa hubungan awal yang masih indah tapi dikhianati?
Aku tidak membayangkan jika beberapa tahun ke depan apa yang akan terjadi jika awal saja telah kau khianati.
Mungkin semua salah tidak terletak padamu. Tapi padaku..

Aku terlalu berharap lebih padamu. 
Aku terlalu percaya padamu.
Aku menaruh hatiku pada tempat yang salah.
Semua memang salahku.
Andai dapat ku putar waktu, aku lebih memilih untuk tidak masuk kedalam kehidupanmu.
Bukan, bukan aku tak mencintaimu.
Tapi aku lebih mencintai hatiku sendiri yang harus selalu menahan luka karenamu.

Selasa, 05 Agustus 2014

Think Twice Before You Speak

"Think twice before you speak, because your words and influence will plant the seed of either success or failure in the mind of another."

- Napoleon Hill

Mungkin quote diatas udah basi alias udah sering kita denger.
Tapi kenapa masih banyak orang yang kalo mau ngomong gak pernah dipikir dulu.
Kalo cuma buat bercanda okelah ya, gue gak mempermasalahkan.
Tapi kalo hal-hal pribadi seseorang atau hal-hal yang gak patut buat dibicarakan kenapa masih aja diucap ya?
Kadang apa yang kita anggap sepele itu bisa aja penting buat orang lain.
Kita gak bisa menyamakan isi pikiran kita dengan siapapun.
Kalo hal yang kita ucap tanpa kita sadari bikin sakit hati orang lain gimana?
Mungkin orang itu bakal diem aja tapi dalem hati dia ngebatin.
Ya gue lah contohnya.
Dikatain apa aja gue diem.
Kenapa?
Kalo gue bales sama aja dong gue gak punya otaknya kayak yang ngatain?
Contohnya,
Sekarang gue bahagia.
Banyaaak banget timbul omongan, gara-gara pacar gue kayalah, gue tinggal enaknya doanglah, apa-apa diturutinlah.
Laahhhh ketauan amat siriknya.
Kemaren-kemaren gue gak bisa makan pada kemana lo?
Giliran orang bahagia, dinyinyirin.
Lagian emang tau cowo gue kayak gimana, kerjaannya apa dan lain lain?
Emang tau kalo alhamdulillah online shop yang gue bangun dari 3 tahun yang lalu itu hasilnya gak kalah sama gaji-gaji lo?
Emang lo pikir gue gak kerja terus gak bisa menghasilkan uang?
Gak tau kannn?
Tapi hebat banget ya pada bisa ngebahas.
Ya berarti sih hidup gue ada kemajuan, gak kayak orang-orang yang terlalu sibuk sama hidup orang lain jadi lupa ngurusin hidupnya sendiri.
Itulah makanya gue rada tertutup sama orang.
Gue gak pernah ngomong duluan kalo gak diajak ngomong.
Karena apa?
Kita diem aja masih jadi bahan omongan orang apalagi kita banyak omong.
Karena kalo kita bergaul sama sekelompok orang yang suka ngomongin orang, saat kita gak lagi ngumpul, gantian kitalah yang diomongin.
Saran gue sih ya, gak usahlah banyak omong, ngurusin hidup orang lain itu gak penting, kalo orang lain bahagia aturan kita ikut seneng.
Selama orang itu gak ngusik dan gak minta makan sama kita kenapa kita harus ribet?
Jujur sih ya kalo ada orang yang asal jeplak tentang hidup gue tuh bawaannya emosi banget apalagi itu orang gak tau hidup gue kayak gimana, gimana susahnya ngebangun hidup dari bawah, gimana susahnya saat cuma tinggal sama anak gue yang masih bayi sedangkan umur gue masih 21tahun, mungkin lo lo pada diumur segitu masih seneng-seneng pake duit orangtua, lah gue udah muter otak gimana caranya buat menuhin hidup gue dan anak gue.
Dan saat sekarang hidup gue udah lebih maju, mereka-mereka yang gak peduli saat gue jatuh kenapa sekarang pada muncul dengan nyinyiran-nyinyiran itu?
Aturan jaman semakin maju, pikiran orang juga harus lebih maju.
Percuma kalo bertitle tapi hanya sebatas ijazah.

Senin, 04 Agustus 2014

Keluarga

"Kamu tidak bisa memilih dikeluarga seperti apa kamu dilahirkan, tapi kamu bisa memilih keluarga seperti apa yang akan kamu bentuk." - Kei Savourie

Aku lahir disebuah keluarga yang tidak harmonis, dan akupun besar dikeluarga yang tidak utuh.
Sebuah keluarga yang tidak diinginkan siapapun untuk menjadi bagiannya.

Menyesal?
Tentu tidak.
Aku tidak akan menyesali hal yang tidak dapat aku pilih.
Tentu bukan mauku tapi aku tau Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kekuatan umatnya.
Dan mungkin aku adalah salah satu umat yang Tuhan yakin mampu untuk melewati cobaan seperti ini.

Saat masih taman kanak kanak, disaat anak seusiaku bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga tapi bagiku, pertengkaran ditengah keluarga adalah makanan sehari-hari.
Mungkin pada saat itu aku belum mengerti, tapi aku bisa merasakan dan semua itu tersimpan dalam memori hingga saat ini.

Tapi sekali lagi, aku tidak pernah menyesal.
Aku mempunyai seorang ayah yang hebat, sayang saja saat ini ayahku sudah berada ditempat terbaiknya disana.
Ayah yang sangat sayang pada anak-anaknya, ayah yang bertanggung jawab, ayah yang sabar dan tidak pernah mengeluh seberat apapun hidup yang harus ia lalui.
Bagaimana dengan ibuku?
Ah sudahlah, aku tidak bersemangat menceritakannya.

Kini, aku sudah memiliki satu anak.
Hal yang menimpaku awalnya aku tak ingin anakku juga merasakannya.
Tapi apa daya, mungkin semua ini sudah digariskan Tuhan untukku.
Saat aku tak dapat memiliki orangtua yang utuh, akupun harus mengulang kesalahan orangtuaku dulu.

Sekarang aku mengerti.
Mungkin perpisahan itu tidak baik tapi lebih tidak baik lagi kalau memaksakan sesuatu yang sudah tidak sejalan.
Mungkin semuanya terlalu cepat, baru 1tahun 8bulan usia anakku.
Tapi itu lebih baik karena dia tak perlu melihat dan mendengar apa yang seharusnya tidak dia tau sama sepertiku, dulu.

Sedih?
Mungkin..
Baru saja aku melewati hari lebaran tanpa keluarga.
Hanya berdua dengan anakku didalam kamar.
Disaat yang lain bisa bersama dengan keluarganya, entah suami, ayah, ibu atau saudara mereka.
Iri?
Ya, aku hanya manusia biasa..
Aku juga menginginkan hal seperti itu.
Betapa bahagianya memiliki keluarga, karena menurutku harta yang paling indah itu hanya keluarga, harta yang tidak dapat kita tukar dengan apapun.

Aku tidak pernah mengeluh, aku selalu menutup semua kesedihanku dengan senyuman
Aku selalu membuat orang meringis walaupun sebenarnya hatiku sedang menangis
Aku selalu membuat orang tertawa walau sebenarnya hatiku sedang terluka.
Aku hanya ingin semua orang disekitarku tidak merasakan hal yang sama denganku.

Aku hanya berharap, semoga suatu saat nanti aku punya keluarga seperti yang aku impikan, ada ayah, ibu dan anak-anaknya tentu saja dengan kehangatan didalamnya bukan pertengkaran yang sering aku rasakan dulu..

Jumat, 01 Agustus 2014

Kekerasan Dalam Pacaran

Wah… masih pacaran aja udah ada kekerasan, apa lagi menikah ya???
Btw, apa ya yang di maksud dengan KDP atau istilah kerennya dating violence itu?

Kekerasan Dalam Pacaran adalah suatu tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang mungkin berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.

Setiap pasangan pasti pernah mengalami cek-cok, tapi satu hal yang harus dipahami adalah kita harus dapat memisahkan antara adu pendapat yang biasa terjadi dengan kekerasan dalam pacaran. Belum yakin apakah hubungan kita termasuk kategori kekerasan dalam pacaran? Coba cek lima tipe di bawah ini:

Fisik
Kekerasan fisik adalah jenis yang paling nyata. Bentuknya dapat berupa memukul, menonjok, menampar, menggigit, menendang dan tindakan lain yang melukai secara fisik. Jika kamu melihat orang yang kamu sayangi memiliki luka memar, luka sundutan rokok, luka yang tampak seperti goresan karena perkelahian, cobalah untuk mengajaknya bicara dan dengarkan.

Mental
Kekerasan mental terjadi saat seorang pacar secara terus-menerus menekan pasangannya. Mereka bisa jadi mengancam, atau menuduh orang lain mengkhianatinya. Hal ini dapat berbahaya bagi pikiran dan dapat menyebabkan hubungan tak sehat. Semisal: “Kalau kamu ninggalin aku, aku akan bunuh diri.”

Emosional
Tipe pacar semacam ini kerap melakukan kekerasan untuk mengontrol perilaku, kepribadian, dan kehidupan pasangannya. Mereka menghancurkan semangat cewek atau cowoknya. Hal ini disebut sebagai kekerasan emosional. Contoh: “Kamu nggak boleh jalan dengan dia.”

Seksual
Kekerasan seksual tak diinginkan termasuk menyentuh, mendesak seseorang untuk berhubungan seksual, atau bahkan memerkosa. Ya, perkosaan adalah perkosaan, bahkan jika kalian dalam relasi pacaran. 

Finansial
Kekerasan finansial melibatkan keuangan. Jika pasanganmu menggunakan kartu kreditmu tanpa izin, memaksamu mentransfer gajinya langsung ke rekeningnya, dll

Kalau udah ngomongin mitos, pasti ada rasa percaya ga percaya. Hati-hati lho, ada beberapa mitos yang belum tentu benar, bahkan terkadang menyesatkan.

Beberapa contoh:

- Bahwa cemburu maupun kekerasan dari pacar bentuk perhatian do’i ke kita dan tanda bukti kalau dia cinta sama kita
(Itu sih bukan bukti cinta, tapi upaya mengontrol serta membatasi agar kita patuh dan tunduk agar mau mengikuti keinginan do’i)
- Kalau si do’i sudah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, maka korban sudah aman, dan berikir si do’i gak akan ngulangi perbuatannya lagi.
(Kekerasan umumnya terjadi seperti siklus atau lingkaran yang terus kembali pada pola lamanya. Sesudah melakukan kekerasan pelaku sering meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Sebaiknya jangan mudah percaya deh, soalnya janji – janji itu sulit dipercaya)
- Setelah melakukan kekerasan terhadap kita, si do’i akan semakin mesra
(Mesra dari mana? Jelas – jelas dia  melakukan kekerasan. Jadi kalau mau mesra tiap hari, tiap hari juga harus melakukan tindakan kekerasan. Pandangan yang seperti ini biasanya buat keliru)
- Setelah punya pacar, maka pasangan kita berhak melakukan apa saja, karena itu sudah menjadi miliknya.
(Eitss…. Siapa bilang? Tak seorang pun berhak atas diri kita, selain kita sendiri. Pasangan kita pun tidak berhak memperlakukan diri kita seenaknya)

Tanamkan dalam diri bahwa kita berhak atas tubuh dan jiwa kita, tak seorangpun berhak menggugat.
Harus berani berkata “TIDAK”, jika dia mau melakukan kekerasan.
Waspada dengan rayuan dan janji – janji manisnya.
Jika sudah menjadi korban kita berhak marah, dan segera melaporkannya ke pihak berwajib.

So…. Kekerasan dalam pacaran emang ada. Namun, kebanyakan saat sedang jatuh cinta, kita menganggap bahwa pacar kita adalah segalanya dan membuat kita rela diperlukan atau melakukan apapun demi si dia. Taw gak sih? Cemburu berlebihan, membentak, memaki, memukul, menampar, itu semua bukan bentuk rasa cinta, tapi KEKERASAN :')

Sumber:
1. https://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/fakta-mengenai-kekerasan-dalam-pacaran-pada-anak-muda-075850590.html
2. http://kisara.or.id/remaja/kdp-kekerasan-dalam-pacaran.html