SELAMAT DATANG DI DUNIA PUTRI, JANGAN SERIUS-SERIUS YAAAA BACANYA, SERIUSIN PACAR KAMU AJAA~

Jumat, 30 Mei 2014

Keraguan Hati

Awalnya begitu banyak hal yang dapat ku jadikan alasan untuk memilihmu.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, hal yang membuat keraguan dihatiku muncul satu persatu.
Dari awal aku memang tau kita 'berbeda'.
Mungkin pada awalnya aku berpikir perbedaan itulah yang akan membuat kita semakin bersatu.
Namun ternyata, perbedaan-perbedaan itu kini hanya menjadi masalah untuk kita.

Aku tidak pernah memaksa kamu untuk memilihku, menerima semua kekuranganku, menerima bagaimana keadaanku atau menjadikan diriku beban untukmu.
Inilah apa adanya aku.
Aku tidak mau menjanjikan kamu pelangi jika aku hanya mampu memberikan kamu badai.
Tapi tolong, jangan pernah ungkit apa yang telah kamu beri dan jangan kamu bahas semua ketidaksempurnaanku.
Karena aku tidak pernah meminta kamu untuk tetap bersamaku.
Semua pilihanmu.
Aku tidak pernah memaksakan kehendakku.

Aku memang bukan wanita cantik dari keluarga ningrat yang mempunyai segalanya ataupun gelar yang tinggi.
Aku hanya seorang wanita beranak satu yang hidup dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan.
Aku rasa kamu tau itu sebelum menjalin hubungan denganku.
Jika dulu kamu punya alasan untuk memilihku dengan semua kekuranganku, kenapa saat ini kamu harus membahas semua kekuranganku itu?
Yah, mungkin benar kamu sedang emosi.
Tapi setau aku, apa yang dikatakan orang yang sedang emosi itu adalah benar-benar perasaan yang ada didalam hati yang tidak bisa diungkapkan, hanya pada saat emosi, semua itu akan keluar dengan sendirinya.

Kini, keraguan itu muncul.
Terlebih aku yang sampai saat ini belum kamu pertemukan dengan kedua orangtuamu.
Sampai saat ini, banyak pertanyaan muncul silih berganti dalam benak.
Seriuskah kamu akan hubungan ini?
Ataukah kamu masih ragu karena status dan semua kehidupan kita yang berbeda?
Aku adalah tipe orang yang tidak mau menjalankan sesuatu dengan sia-sia atau tidak bertujuan.
Dan kamu tau itu.
Tapi sampai saat ini, belum aku temukan tanda keseriusan kamu denganku.
Jika kamu katakan, bagaimana dengan apa yang kamu beri padaku selama ini, hem.. aku rasa semua lelaki akan seperti itu pada wanitanya, tidak hanya kamu.
Lalu apa yang dapat aku pegang untuk tau bahwa kamu benar-benar serius?
Entahlah..
Aku pun tak tau akan berakhir seperti apa semua ini.

Senin, 05 Mei 2014

Bagaikan Hidup Dalam Neraka

Lelah.
Satu kata yang cukup menggambarkan semua yang gue rasain saat ini.
Pikiran, perasaan, badan, semuanya.
Kalo gue egois, mungkin gue gak tinggal disini lagi.
Kalo cuma nurutin kebahagiaan diri sendiri, bisa dipastikan gue gak akan injek rumah ini lagi.
Cuma gue sadar, sekarang gue punya anak, punya mas izza.
Gak mungkin gue egois buat pergi dari neraka ini dan gak berpikir buat kedepannya.
Tapi kadang, batin gue teriak, otak gue berontak, gak mungkin gue bisa terus bertahan dalam situasi seperti ini.
Gak pernah ada kedamaian didalamnya.
Selalu teriakan dan makian yang gue terima setiap hari.
Gue cuma manusia biasa, bakal ada satu titik dimana gue udah gak sanggup buat ngejalanin semuanya lagi.

Ibu.
Gue rindu sosok ibu yang sebenernya.
Kalo ditanya gue punya ibu atau nggak jawabannya iya, gue punya.
Tapi gue gak merasakan kehadiran sosok seorang ibu yang sesungguhnya dalam hidup gue selama ini.
Ibu yang ada dalam hidup gue bagaikan ibu tiri yang ada dalam cerita dongeng.
Mungkin gak ada yang percaya sampai orang itu masuk kedalam kehidupan gue dan melihat langsung bagaimana sosok ibu yang ada dalam kehidupan gue.
Besok gue harus menghadapi sidang perceraian gue yang pertama.
Di umur gue yang ke 22 tahun ini mungkin itu gak mudah, disaat emosi gue yang masih labil gini, gue cuma butuh banyak support, gue cuma butuh diyakinin kalo gue bisa ngadepin semuanya.
Tapi apa yang gue dapet dari ibu?
Makian, teriakan, dan apapun yang gue lakuin entah salah atau bener tetep aja salah dimata dia.

Gue tau, dia ibu gue.
Tapi Allah lebih tau apa yang gue alamin selama ini.
Apa karena dia merasa seorang ibu yang udah mengandung dan melahirkan anaknya terus boleh nyia-nyiain atau memperlakukan anaknya dengan kasar?
Nggak, gak akan ada anak yang mau punya ibu seperti itu.
Tapi gue bisa apa?
Gue cuma bisa nangis.
Andai gue punya keberanian buat memilih hidup yang akan gue jalanin.
Mungkin gue gak akan ada di neraka ini lagi.