SELAMAT DATANG DI DUNIA PUTRI, JANGAN SERIUS-SERIUS YAAAA BACANYA, SERIUSIN PACAR KAMU AJAA~

Rabu, 24 September 2014

Seberkas Kenangan

Ketika pertama kali bertemu, bersatu dalam janji.
Seakan dunia hanya milik kita berdua.
Seakan alam pun berdendang ria, memandang kita ceria.
Bahkan aku sempat berfikir bahwa aku terlahir ke dunia hanya untuk membuatmu bahagia.
Meski terkadang harus ku korbankan segenap jiwa dan raga.
Walau terkadang aku harus menderita, kecewa, dan terluka.
Tapi aku tetap mencintai dirimu apa adanya.

Wahai belahan jiwaku, masih ingatkah kamu?
Ketika kita bernyanyi bersama di sore itu,
Kau tersenyum mesra kepadaku.
Dan indahnya sinar bulan. Ingatkah kamu?
Ketika kita makan malam bersama di malam itu.
Kau menatapku dengan keindahan sorot matamu.
Namun semua itu kini hanya seberkas kenangan untukku.
Yang masih terkemas rapi dalam setiap ingatanku.
Meski terkadang aku harus merasakan pilu.
Dilubuk hati yang terdalam ku masih sangat menyayangimu.

Kamis, 04 September 2014

Untuk Papa

Untuk Papa disana,

Papa adalah laki-laki pertama yang aku cintai. Papa adalah pahlawanku dan lenganmu adalah tempat pertama dimana aku merasa begitu nyaman dan terlindungi.

Terimakasih karena telah mendengarkanku. Bisa berbagi cerita denganmu dan menunjukkan sisi terlemahku adalah hal penting bagiku untuk tumbuh menjadi seorang wanita. Papa punya semua saran yang kubutuhkan, ataupun sekedar untuk menghapus air mataku kala aku bersedih.

Terimakasih karena telah bekerja begitu keras. Papa telah memberi rasa aman padaku sehingga kini aku berusaha untuk mandiri saat kau telah pergi.

Terimakasih karena menerimaku apa adanya. Di luar sana ada banyak pria yang selalu menuntutku menjadi wanita sempurna, tetapi hanya Papa laki-laki yang menerimaku apa adanya, mendorongku untuk menjadi diriku sendiri dan menerima apa yang ada dalam diriku.

Terimakasih untuk waktu yang Papa berikan untukku. Mengantarkan dan menjemputku ke sekolah, mengambilkan rapotku, mengajakku bermain, membelaku saat ada teman yang menghinaku. Aku tahu Papa pasti capek, tapi waktu yang Papa berikan untukku membuatku merasa menjadi segalanya.

Terimakasih untuk omelan-omelan kecil karena kenakalanku. Meskipun menjengkelkan, aku tahu itu cara lain Ayah untuk mengatakan, "Aku khawatir padamu, aku ingin kamu baik-baik saja."

Terimakasih untuk tegas dan loyal karena Papa mengajarkanku bagaimana menghadapi kerasnya dunia tanpa menggunakan tangisan sebagai senjata meluluhkan lawan. Terimakasih karena membentukku menjadi karakter yang kuat yang menghargai dan menghormati diriku sendiri.

Rasanya rasa terimakasih ini tidak bisa terucapkan dan tertulis semua di sini. Begitu banyak pengorbanan dan kasih sayang yang Papa berikan untukku. Aku tahu Papa adalah manusia biasa yang jauh dari sempurna. Tapi bagiku Papa adalah ayah paling sempurna yang mengajariku pelajaran hidup berarti.

Tak peduli siapapun laki-laki yang akan mendampingiku lagi kelak, aku akan selalu mencintaimu. Tidak peduli berapapun usiaku, I'll always your daddy's little girl.

I love you, Pa.